smpn1sitiung@gmail.com

Selasa, 27 September 2011

DESENTRALISASI GURU AKAN DIHAPUS

Disajikan oleh : Ciptanto Joko Wiyono

(Kompas.com)Kewenangan untuk menangani tenaga pendidik, seperti guru dan kepala sekolah, akan dikembalikan ke tangan pemerintah pusat, tidak lagi di tangan pemerintah daerah. Langkah ini dilakukan untuk melindungi tenaga pendidik dari pengaruh dinamika politik daerah.,Photobucket

Demikian dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai rapat kerja dengan Komisi X DPR, Selasa (21/6) malam. ”Di antara empat komponen sekolah (kurikulum, infrastruktur, guru, dan sistem pembelajaran), tenaga pendidiklah yang paling rawan terpengaruh politik daerah,” ujarnya.


Jika kewenangan urusan guru dan kepala sekolah berada di tangan pemerintah pusat, berarti ”nasib” mereka ada di pusat dan tidak akan tersentuh politik lokal. Di tangan pusat itu pula tenaga pendidik akan menjadi pegawai negeri sipil nasional dan bukan PNS daerah sehingga tidak bergantung kepada kepala daerah.


”Jika tenaga pendidik sudah sentralisasi, tidak akan ada lagi masalah pada pemindahan guru antarkabupaten/kota atau antarprovinsi,” kata Nuh.


Dirjen Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional, Suyanto, menambahkan, politik daerah yang ikut campur dalam pendidikan sangat merugikan dunia pendidikan. Ketika urusan guru berada di tangan daerah, posisi guru sangat rentan dipindah karena kepentingan politik atau masalah pribadi. ”Kemdiknas siap jika urusan guru ini disentralisasikan,” ujarnya.


Desentralisasi pendidikan telah berlangsung sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam peraturan perundang-undangan disebutkan, semua urusan negara diserahkan ke daerah kecuali enam perkara, yakni keuangan, pengadilan, kehakiman, luar negeri, agama, dan pertahanan keamanan.


Meski rencana sentralisasi guru sudah matang, ada kekhawatiran muncul penolakan dari daerah. Apalagi, jika bukan hanya urusan guru yang disentralisasikan, melainkan juga kewenangan anggaran pendidikan. Karena itu, kata Nuh, hanya urusan tenaga pendidik yang ditarik kembali ke pusat.


”Untuk tenaga pendidik relatif mudah ditarik ke pusat karena kami sudah memegang data seluruh guru secara nasional,” ujar Nuh.


Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairil Azwar menekankan, desentralisasi ternyata tidak membuat kondisi guru lebih baik. ”Banyak daerah melanggar batas kewenangan dalam memutasi guru, terutama setelah pemilihan kepala daerah,” katanya.
Selengkapnya...

Senin, 26 September 2011

Ditemukan Partikel Neutrino yang Melampaui Kecepatan Cahaya

Disajikan oleh : Ciptanto Joko Wiyono

Sejumlah ilmuwan di Swiss mengungkapkan bahwa dari hasil penelitian mereka selama bertahun-tahun, mereka menemukan sebuah partikel kecil yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya dan melawan hukum alam. Demikian dilansir CNN, Jumat (23/9/2011). PhotobucketGambar Partikel Neutrino yang kelampaui kecepatan cahaya

Para ahli fisika ini mengatakan jika partikel yang berbentuk neutrinos ini dikirim di bawah tanah dari laboratorium di Swiss dan Italia berjarak 730 kilometer dan sampai kurang dari satu detik jika di banding dengan kecepatan cahaya yang dipancarkan dalam jarak yang sama.


Laporan ini dipublikasikan oleh lembaga peneliti yang bekerja di sebuah proyek bernama eksperimen Opera yang berbasis di European Organization for Nuclear Research yang dikenal dengan nama CERN.


CERN adalah tempat dari Large Hadron Collider. "Saya kaget dan sungguh di luar dugaan," demikian ujar Antonio Ereditato, juru bicara proyek Opera di Universitas Bern di Swiss.


Meski demikian, para peneliti yakin jika apa yang mereka lakukan sudah benar. Penemuan ini tentu saja menantang teori Albert Enstein tentang relativitas dan teori klasik yang mengatakan tak ada satupun yang bisa mengalahkan kecepatan cahaya.


"Ini adalah penemuan yang luar biasa jika benar," kata Professor Neville Harnew, kepala peneliti partikel fisik di Oxford University. Ia menambahkan, jika peneliti konsisten menunjukkan kebenaran itu maka ini adalah bentuk revolusi fisika seperti yang suda dikenal selama ini.
Selengkapnya...

Rabu, 21 September 2011

ALUMNI SMPN 1 SITIUNG DI FACEBOOK

Ditulis oleh : Ciptanto Joko Wiyono


ASSALAMU’ALAIKUM.WR.WB.


Adalah suatu kenyataan yang harus diakui,bahwa ALUMNI SMP NEGERI 1 SITIUNG yang dahulu sekolah Ini pernah berganti nama SMPN 1 WONOTIUNG dan juga pernah bernama SMPN 2 DHARMARAYA masih mempunyai masalah dalam komunikasi dan wadah atau apapun untuk dapat membina dan saling menjalin tali sillaturahmi baik PERSAHABATAN maupun PERSAUDARAAN antar ALUMNI SMPN 1 SITIUNG .

Untuk itulah,sebagai salah satu ALUMNI SMPN 1 SITIUNG, ikut prihatin dan mencoba untuk berpartisipasi untuk membuat GRUP ALUMNI SMP NEGERI 1 di FACEBOOK (KLIK DISINI).
Untuk itu pula, mari kita sama-sama berpartisipasi didalam ALUMNI SMPN 1 SITIUNG. Mari bergabung menuju KEJAYAAN dan PERSATUAN dari ALUMNI SMP NEGERI 1 SITIUNG.
Kami senantiasa menunggu partisipasinya untuk bergabung didalamnya, terima kasih…
Selengkapnya...

Selasa, 13 September 2011

Serah Terima Jabatan Kepala SMP 1 Sitiung Kab. Dharmasraya

13 September 2011 Ditulis oleh Ciptanto Joko wiyono

Photobucket
Di ruang majelis guru dengan suasana kesederhanaan telah terjadi sejarah baru di lembaga tercinta SMP Negeri 1 Sitiung tepatnya pada hari Selasa tanggal 13 September 2011, diadakan serah terima jabatan (SerTiJab) Kepala Sekolah dari Bapak Riwahono S,Pd. sebagai Kepala Sekolah lama dengan Bapak Agustar S,Pd. sebagai kepala yang baru dengan merujuk Surat Pernyataan Pelantikan pengangkatan dalam jabatan Kepala SMP Negeri 1 Sitiung Nomor: 821.29/32/BKD tertanggal 09 Agustus 2011 oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya. Sertijab disaksikan dari pihak komite sekolah, guru, staf tata usaha, Wali Sungi Duo, Wali jorong koto Agung kiri dan tamu undangan.



Peristiwa sertijab dihadiri oleh Bapak Delnafrizal, S,Pd, M,Si (Kasi Kurikulum Bidang SLTP/SLTA Dinas Pendidikan Kab. Dharmasraya) didampingi Bapak Safri Ilyas S.Pd , dalam kesempatan tersebut Kasi Kurikulum Bidang SLTP/SLTa Dinas Pendidikan Kab. Dharmasraya memberikan ucapkan selamat kepada Kepala Sekolah yang lama dimana telah memberikan kontribusi terbaik untuk lembaga ini dengan berbagai kegiatan yang telah dicapai. Sedangkan harapan untuk kepala sekolah yang baru dapat melanjutkan program-program lanjutan dengan harapan sekolah ini dapat meningkatkan berbagai prestasi akademik sehingga dapat mengangkat derajat Dharmasraya sebagai kabupaten yang memiliki daya saing yang tinggi.


Photobucket
Dalam acara tersebut juga memberikan sambutan dari Bapak Syafril (Komite Sekolah SMP Negeri 1 Sitiung ) mengatakan bahwa serah terima jabatan adalah merupakan hal yang tidak perlu dirisaukan mengingat jabatan itu adalah amanah yang perlu kita jalani dan bukan karena sebuah kesalahan sehingga seseorang kepala sekolah terus dipindah. Untuk Bapak Riwahono S.Pd. selama di lembaga ini telah dapat bekerja sama dengan baik dengan berbagai civitas akademika termasuk komite sekolah semoga amalan bapak bisa kita ukir dengan tinta emas yang telah merubah kultur, sistem dengan membawa konsep kebersamaan sehingga lembaga ini bisa eksis dan memiliki keunggulan kompetitif. Selamat jalan Pak Riwahono S.Pd. semoga ditempat yang baru segera dapat menyesuaikan dengan baik, dan selamat datang Bapak Agustar di lembaga ini mari kita bangun dengan konsep kebersamaan dan kekeluargaan sehingga lembaga ini dapat meraih prestasi akademik terbaik diwilayah kabupaten ini dan memiliki nilai jual yang tinggi.




Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Riwahono berharap semoga dengan kepala sekolah yang baru SMP Negeri 1 Sitiung lebih dapat meningkatkan prestasi dan mampu menyiapkan peserta didik supaya memiliki daya saing dimasa-masa yang akan datang sehingga sekolah yang unggul dapat terealisir dengan baik. Disamping itu juga sebagai wahana pengembangan dan persamaan misi dan visi program sekolah dari segala komponen dan unsurnya

Photobucket

Pada akhirnya saya mohon maaf baik secara pribadi maupun keluarga jika selama di SMP Negeri 1 Sitiung banyak kesalahan, kekilafan baik yang saya sengaja maupun tidak sebagai hamba Allah banyak kekurangan. Sebenarnya saya dengan berat hati meninggalkan lembaga ini mengingat kami sudah coba apa yang kami bisa tetapi kerja belum selesai dilembaga ini. Atas partisipasi dan dukungan dari Komite Sekolah, Bapak,ibu guru karyawan para siswa saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga segala harapan, impian, angan-angan yang ada dapat diteruskan.

Photobucket


Sebagai kepala sekolah yang baru Bapak Agustar berharap kepada semua unsur yang ada dilembaga ini mari kita lanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh bapak Riwahono selama ini dimana tanpa dukungan dari berbagai pihak saya tidak punya arti apa-apa.


Photobucket

Photobucket

Kami Tim ICT, Guru, Staf tata usaha SMP Negeri 1 Sitiung dan yang terlibat di dalamnya. mengucapkan Selamat jalan bapak Riwahono S,Pd. yang telah membuat keramaian disaat sepi dan membuat penerangan disaat kegelapan dan Selamat Datang Bapak Agustar S.Pd. mari kita bawa lembaga ini seharum bunga mawar dan setinggi gunung cita-cita.
Selengkapnya...

Kamis, 11 Agustus 2011

BELAJAR DI BULAN RAMADHAN

Rasulullah SAW menegaskan, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya Allah mengampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa melakukan amal ibadah tambahan (sunah) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari Muslim).

Puasa di bulan Ramadhan bisa diibaratkan sekolah khusus yang ajaran barunya selalu dibuka setiap tahun dengan tujuan pendidikan praktis dalam menyerap nilai-nilai yang paling tinggi. Barangsiapa memasukinya untuk mendapatkan karunia Ilahi, kemudian ia berpuasa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, lalu ia dapat melakukan ibadah tambahan sesuai yang telah disyariatkan, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar muttaqin. Dengan gelar muttaqin orang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT dan terbebas dari api neraka.


DR. Raghib As-Sirjani dalam kitabnya ‘Ramadhan wa Bina’ul Ummah’ mengatakan, ada beberapa sisi pendidikan dalam puasa Ramadhan. Pertama, Ramadhan mendidik kaum muslimin untuk memenuhi perintah-perintah Allah SWT secara totalitas. Karenanya, tidak pantas seorang muslim jika selesai Ramadhan ketika mendengar salah satu hukum Allah SWT, atau mengetahui salah satu hukum Rasulullah SAW, ia memperdebatkannya.


Allah SWT mencintai hamba-hambaNya yang tunduk kepada-Nya tanpa membantah dan menaati-Nya tanpa ada keraguan. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, ”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36).


Kedua, Ramadhan mendidik kaum muslimin agar menundukkan syahwatnya. Ketika Ramadhan kaum muslimin dilarang melakukan hal-hal yang pada hakikatnya halal bila dilakukan pada siang hari di selain Ramadhan. Seperti makan, minum, dan berhubungan suami-istri. Karenanya, seseorang yang telah mendapatkan pendidikan Ramadhan, maka ia akan lebih mampu untuk menahan diri dari makanan dan minuman yang tidak jelas asal-usulnya, serta mampu untuk menjaga diri dari pergaulan lawan jenis yang diharamkan. Puasa, pada hakikatnya adalah memutus dominasi syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu datang melalui pintu-pintu syahwat. Maka dengan berpuasa syahwat dapat dipersempit geraknya.


Rasulullah SAW bersabda, ”Wahai para pemuda barangsiapa yang mampu untuk menikah maka menikahlah, sesungguhnya nikah itu bisa menahan pandangan dan menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu sesungguhnya bisa mengendalikan syahwat.”


Ketiga, Ramadhan mendidik kaum muslimin agar mengendalikan sifat terburu nafsu serta memiliki kesanggupan untuk menahan amarah. Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, ”Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau tahu. Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau memeranginya (mengajaknya berkelahi), maka hendaklah ia mengatakan, ’Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari Muslim).


Keempat, Ramadhan mendidik kaum muslimin untuk senang berinfak. Ramadhan mampu membentuk jiwa orang yang berpuasa menjadi dermawan dengan memberikan kebaikan kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, ”Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril selalu menemuinya setiap malam bulan Ramadhan, lalu memantau bacaan Al-Qur’an beliau. Pada saat ditemui Jibril, Rasulullah lebih dermawan dengan penuh kebaikan (lebih cepat) daripada angin yang ditiupkan.” (HR. Bukhari Muslim).


. Kelima, Ramadhan mendidik kaum muslimin agar memiliki rasa persatuan, persaudaraan, dan kasih sayang. Segenap kaum muslimin di seluruh penjuru dunia akan berpuasa pada hari yang sama dan berbuka pada hari yang sama pula. Mereka akan mulai berpuasa pada saat yang sama, ketika fajar, dan berbuka di saat yang sama pula, yaitu ketika maghrib. Ramadhan tidak membedakan antara yang kaya dan miskin, penguasa dan rakyat biasa. Sungguh luar biasa, ada jiwa kebersamaan yang memasuki hati kaum muslimin pada bulan Ramadhan.


Keenam, Ramadhan mendidik kaum muslimin merasakan penderitaan dan kesulitan orang lain. Kaum muslimin merasakan penderitaan lapar dan dahaga untuk waktu tertentu pada siang Ramadhan. Ia merasa lapar dan menderita seperti yang sering dirasakan fakir miskin atau seperti yang dikatakan Ibnu Qayyim, ”Puasa dapat mengingatkan bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan sering dirasakan para fakir miskin”. Sehingga, di saat ia melihat orang lain serba kekurangan, maka tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepada mereka.


Dan, ketujuh, Ramadhan mendidik ketakwaan dalam hati kaum muslimin. Sebab, tujuan yang ingin dicapai dari ibadah puasa adalah untuk membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa, yakni pribadi yang mampu menghadirkan Allah SWT dalam setiap aktivitas dan perilakunya. Dengan kehadiran Allah SWT dalam setiap aktivitas dan perilakunya, maka orang tersebut akan senantiasa terbimbing dari perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.


Setelah sebulan penuh dididik Ramadhan, ilmu pun didapat, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkannya di sebelas bulan berikutnya. Islam menginginkan orang yang berilmu mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri dan orang lain. Ilmu pada seseorang ibarat sebatang pohon dan amal sebagai buahnya. Perintah belajar dan menuntut ilmu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal muslim. Dengan amal itu pula, muslim memperoleh kebahagiaan di dunia dan selamat di akhirat.


Karenanya, hakikat dari belajar atau menuntut ilmu adalah perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan setelah mengetahui kemudian mengamalkannya. Sedangkan manusia yang tidak mampu lagi berubah (setelah belajar/menuntut ilmu) sejatinya ia telah mati. Oleh karena itu, jadilah manusia pembelajar, karena dengan belajar berarti akan ada perubahan, perubahan adalah keniscayaan, karena orang yang cerdas (sang pembelajar) adalah orang yang jeli untuk mengetahui dan mengakui kelemahan dirinya. Dari kesadaran tersebut, ia perbaiki dirinya agar selanjutnya ia dapat melakukan yang terbaik dalam hidup ini.


Sungguh, puasa mampu membentuk manusia baru, Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah SWT, maka ia keluar dari bulan Ramadhan sebagaimana bayi baru lahir. Wallahu a’lam.
Selengkapnya...

Kamis, 28 Juli 2011

SOLUSI MENGHADAPI ANAK MALAS BELAJAR

Berbagai upaya sudah dilakukan agar anak semangat belajar. Tapi, hasilnya justru sebaliknya. Seringkali penyebabnya muncul dari orangtua.
Memahami anak sebagai individu yang sedang menjalani tahapan-tahapan dalam masa pertumbuhannya, diperlukan kesabaran ekstra. Demikian pula ketika mendapati anak yang telah memasuki usia sekolah begitu malas belajar. Mengandalkan guru untuk menyelesaikan masalah? Tentu tak bisa begitu.
Apalagi bila kita menyadari bahwa anak sesungguhnya memulai pendidikannya dari rumah. Sehingga, peran orangtua untuk membantu secara langsung kesulitan yang dialami anak merupakan hal yang sangat penting. Mencari penyebabnya adalah langkah awal untuk menerapkan solusi yang tepat.
Robert D. Carpenter MD adalah seorang peneliti yang pernah mengadakan pengamatan terhadap perkembangan belajar murid sekolah dasar di California, Amerika Serikat. Dalam pengamatannya ditemukan adanya penyebab mengapa anak-anak kerap mengalami masalah dalam belajar yang cenderung membuat mereka jadi malas. Berikut ini empat penyebab yang kerap terjadi dan menyebabkan anak malas belajar.
1. Komunikasi tidak efektif
Ingat, target kita berkomunikasi adalah memastikan bahwa ‘pesan’ yang ingin kita sampaikan kepada penerima pesan (anak) diterima dengan benar. Tentu orangtua ingin agar anak mengerti, menyukai dan melakukan apa-apa yang dipikirkan orangtua. Komunikasi yang efektif juga bisa mengungkapkan kehangatan dan kasih sayang orangtua, misalnya, “Ayah bangga sekali, kamu sudah berusaha keras belajar di semester ini.”
Coba ingat-ingat bagaimana pola komunikasi yang kita bangun selama ini. Sudahkah anak-anak menangkap pesan yang kita sampaikan sesuai dengan yang kita maksud?
Seringkali orangtua lupa menyampaikan ‘isi’ dari pesannya, tapi lebih banyak merembet pada hal-hal yang sebenarnya di luar maksud utamanya. Misal, nilai ulangan harian anak di bawah rata-rata teman sekelasnya. Tanpa bertanya terlebih dulu kepada anak kenapa nilainya jelek, Ibu langsung komentar, “Itulah akibatnya kalau kamu nggak nurut Ibu. Main melulu sih. Ibu tuh dulu waktu sekolah nggak pernah dapat nilai 6. Kamu kok nilainya jelek begini. Gimana sih?” Apa inti pesan yang disampaikan Ibu? Anak salah karena nilainya jelek dan semakin salah karena Ibu selalu membandingkan anak dengan keadaan Ibunya sewaktu sekolah. Akibatnya, anak akan berpendapat, “Ah, nggak ada gunanya bilang ke Ibu kalau nilai jelek. Nanti pasti dimarahin.”
Padahal, mengetahui nilai anak yang di bawah rata-rata buat orangtua sangat penting untuk mengevaluasi penyebabnya. “Wah, nilai anak saya untuk mata pelajaran matematika kenapa selalu jelek ya? Apa yang perlu dibantu?” Sederet pertanyaan itu bisa terjawab bila kita berkomunikasi secara efektif, bukan menyalah-nyalahkan anak. Bila penyebab bisa segera diketahui, maka orangtua bisa mencari solusinya dan melakukan perbaikan.
Komunikasi yang tidak efektif yang berjalan selama bertahun-tahun, pastinya akan berdampak negatif pada pembentukan karakter anak. Padahal, salah satu fungsi komunikasi adalah untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Bisa dipastikan pola seperti itu akan membuat anak bingung dalam mengenali dirinya sendiri dan orangtuanya. ‘Apa sih sebenarnya maunya Ayah/Ibu?’ Kebingungan ini mengakibatkan dalam diri anak tidak tumbuh motivasi kuat untuk berprestasi, toh mereka tak tahu apa gunanya mereka belajar.
2. Tak terbantahkan
‘Pokoknya kamu harus ranking satu. Dulu, ayah sekolah jalan kaki, tapi selalu ranking satu. Kenapa kamu nggak bisa?’ Menekankan dengan kalimat, ‘pokoknya’, ‘seharusnya’, dan kata sejenis lainnya menunjukkan tidak adanya celah untuk pilihan lain.
Orangtua yang tak terbantahkan membuat anak sulit mengemukakan pendapatnya. Bahkan, sulit mengetahui potensi dirinya sendiri, apalagi mengoptimalkan potensinya. Kecenderungan tak terbantahkan ini kalau berlanjut terus bisa menjurus pada upaya memaksakan kehendak orangtua pada anak. Misalnya, “Nanti kamu harus jadi dokter.” Kalaupun akhirnya anak mengikuti kehendak orangtuanya kuliah di fakultas kedokteran, ia akan menjalaninya dengan setengah hati. Bisa jadi, hanya setahun dijalani, selanjutnya keluar karena bertentangan dengan keinginannya. Tentu kita tak ingin ini terjadi bukan?
3. Target tidak pas
Target yang tidak pas, bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi dari kemampuannya. Jangan sampai memaksakan begitu banyak kegiatan pada seorang anak sehingga mereka jadi jenuh dan terlalu lelah. Akibat overaktivitas, banyak anak yang kemudian mulai meninggalkan belajar sebagai kegiatan yang seharusnya paling utama.
Di sinilah peranan orangtua sangat penting, jangan sampai terlalu memaksa anak dengan harapan agar mereka dapat menuai prestasi sebanyak-banyaknya. Mereka didaftarkan pada berbagai macam kursus atau les privat tanpa mengetahui bahwa batas IQ seorang anak tidak memungkinkannya menerima berbagai macam kegiatan yang disodorkan oleh orangtua.
Namun, sebaliknya bagi anak yang memiliki IQ tinggi, juga perlu penanganan khusus, karena mereka tidak cukup dengan target regular untuk anak lainnya. Mereka membutuhkan tantangan lebih supaya potensinya teroptimalkan. Untuk mengetahui potensi ini, orangtua perlu bantuan psikolog.
4. Aturan dan hukuman yang tidak mendidik
Terlalu ketat dalam rutinitas harian bisa menyebabkan akhirnya anak malas belajar. Namun, sebaliknya tanpa membuat rutinitas harian anak tidak terbiasa memiliki jadwal belajar yang harus dipatuhinya. Jalan tengahnya, rutinitas tidak bisa ditetapkan secara sepihak oleh orangtua, namun dibangun bersama-sama.
Membuat aturan juga harus diikuti dengan konsekuensi. Jadi, anak dapat mengerti apa hubungannya antara kepatuhan menjalani aturan dengan konsekuensinya, bukan sekadar hukuman yang tidak mendidik, seperti hukuman cubitan bila dapat nilai jelek
Bagi anak usia SD ke atas, orangtua perlu mendiskusikannya dengan anak. Aturan tersebut ditandatangani dan dipasang di dekat meja belajar. Misal, 1) Belajar sehabis shalat Maghrib sampai Isya; 2) Boleh nonton Avatar pada minggu pagi; 3) Main PS paling lama 2 jam di hari libur; 4) dan seterusnya.
Jangan bosan juga untuk meng-up date kesepakatan dan mengingatkan kalau ada yang melanggar. Ingatkan juga akan konsekwensinya, misalnya “Belajar yuk! Kemarin kita sepakat kan kalau nggak belajar, gimana hayo?”
Biarkan anak menjawab konsekwensinya. Jika aturan itu sudah dibuat bersama, pasti anak ingat akan konsekwensinya. Harapannya, kesadaran untuk belajar akan tumbuh dari dalam diri anak, bukan dipaksakan orangtua. Tidak ada lagi hukuman yang tidak mendidik, karena hukuman akan membuat anak berpikir “Ugh, belajar sangat tidak menyenangkan!”
Mewaspadai empat hal tersebut penting untuk mencegah kemalasan anak semakin parah. Yuk, bantu anak-anak kita agar rajin dan senang belajar.(by omkent)
Selengkapnya...

Jumat, 22 Juli 2011

MENANAMKAN JIWA NASIONALISME SEJAK DINI

KRISIS NASIONALISME bisa terjadi di negeri Indonesia tercinta ini. Awali penanaman jiwa nasionalisme anak-anak kita sedini mungkin. Mungkin sedikit susah untuk membahas nasionalisme untuk si kecil, apalagi untuk balita Mommy. Secara sederhana nasionalisme adalah menanamkan kecintaan bangsa sendiri kepada si kecil. Mengajarkan darimana dimana si kecil lahir, lingkungan sekitarnya, sampai mengenalkan tentang pemerintahan dengan bahasa dan cara sederhana kepada si kecil. Kesadaran nasionalisme secara otomatis akan diikuti dengan kesadaran untuk persatuan. Tentunya memikirkan cara menyampaikan kepada si kecil adalah sesuatu yang sedikit sulit.
Berikut kegiatan praktis yang mungkin Mommy bisa praktekkan langsung untuk menanamkan kecintaan si kecil pada negara Indonesia.
1. Manfaatkan moment istimewa.
Moment hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus merupakan moment yang bagus untuk mengajarkan si kecil tentang hari kemerdekaan. Ajak si kecil menikmati suasana hari kemerdekaan di lingkungan sekitar rumah. Jelaskan sesederhana mungkin warna bendera Indonesia, atau tentang kemerdekaan yang sudah dinikmati sampai sekarang. Berikan alasan-alasan sederhana dan singkat yang mudah dipahami kenapa semua orang sibuk dengan 17 agustus, kenapa aksesoris warna di mana-mana berwarna merah dan putih. Setidaknya si kecil sedikit tahu tentang bendera dan hari kemerdekaan Indonesia.
2. Mengunjungi museum-museum sejarah Indonesia.
Kelihatannya bukan sesuatu yang menarik untuk dilakukan. Tapi Mommy bisa membuat sedikit kreatifitas yang mungkin membuat si kecil kagum akan sejarah masa lalu bangsa kita. Ajak si kecil membayangkan jika ia hidup di masa yang lalu dengan semua hal yang terjadi. Tunjukkan siapa tokoh tokoh perjuangan yang ada, dan pancing si kecil dengan pertanyaan-pertanyaan lucu seperti misalnya cita-cita si kecil mau jadi seperti pahlawan yang mana? Atau senjata apa yang dipakai perjuangan jaman dahulu? Dan hal-hal kecil lain yang membuat si kecil tertarik. Si kecil tidak akan bisa mengerti secara keseluruhan, tapi sedikit menanamkan dan memberikan gambaran tentang bangsa kita bukanlah sesuatu yang merugikan.
3. Mengenalkan si kecil lewat lagu dan film.
Zaman sekarang ini memang sangat susah untuk mencari lagu – lagu dengan tema kebangsaan. Tapi usahakan si kecil setidaknya mulai mengenal lagu – lagu dengan tema nasionalisme. Menonton film bersama dengan tema yang menunjukkan negara Indonesia juga akan sangat bagus. Tidak ada salahnya memang menonton film buatan luar negeri dengan tema-tema mendidik yang sangat bagus, tetapi sempatkan juga untuk menonton tema-tema bangsa sendiri. Mendorong si kecil mengerti tentang bangsa sendiri, diskusikan hal-hal lucu dan menarik dengan si kecil, dorong si kecil untuk punya cita-cita tertentu dalam membangun bangsa.
4. Yang tidak ketinggalan tentunya lewat buku Moms.
Banyak pengetahuan yang bisa didapat lewat yang namanya sebuah buku. Terkadang si kecil juga bisa tertarik dengan yang namanya peta dan globe. Nah disaat seperti itu tunjukkan dimana letak negara kita. Ceritakan hal-hal menarik seperti mengarungi lautan untuk pergi ke negara lain, naik pesawat terbang untuk bepergian, atau hal-hal menarik seperti kesenian, tarian, atau tarnsportasi yang tidak dimiliki negara lain. Yang ada khas hanya di negara kita saja.
5. Mengembangkan perasaan memiliki.
Penekanan nasionalisme bisa ditekankan pada perasaan memiliki dan senasib dalam bangsa ini. Dimulai dari hal kecil, dan Mommy harus menjadi panutan untuk si kecil. Misalnya dari membuang sampah sembarangan. Kalau si kecil merasa memiliki lingkungan sekitar maka ajari si kecil ikut memelihara dengan membuang sampah pada tempatnya. Kalau si kecil belajar kesenian bangsa sendiri, si kecil akan merasa bisa dan merasa memiliki. Misalnya tarian untuk anak-anak, dll.
Dan mungkin masih banyak lagi yang Mommy bisa lakukan untuk menanamkan rasa nasionalisme sejak kecil. Mengapa harus dilakukan? Karena si kecil adalah aset bangsa ini untuk masa depan, kalau sejak kecil dibiasakan untuk mencintai hal-hal dari negara lain saat si kecil dewasa akan membuatnya condong meninggalkan negeri sendiri dan memilih negara lain. Nah Moms, kalau semua anak melakukan hal yang sama, siapa yang bisa diandalkan untuk memperbaiki bangsa ini dimasa depan nanti?
(by omkent)
Selengkapnya...

Rabu, 20 Juli 2011

CARA MENINGKATKAN KONSENTRASI

Konsentrasi dibutuhkan untuk mencapai sukses. Kemampuan ini menghasilkan penguasaan atas situasi, peningkatan efisiensi, serta memungkinkan Anda memecahkan masalah.
Bila Anda merasa daya konsentrasi melemah, cobalah beberapa saran dari konsultan manajemen dari Amerika Serikat, Robert J. Lumsden yang ia tulis dalam buku 23 Langkah Menuju Sukses dan Prestasi :
- Pertama, lakukan segala yang dapat Anda upayakan untuk mencegah masuknya gangguan. Belajar di dalam ruang duduk, di mana radio atau TV dinyalakan atau orang lain tengah berbicara, tidak akan membantu. Carilah ruang khusus dengan ventilasi, penerangan, dan kehangatan yang memadai.
- Saat memulai, tolak godaan untuk bermimpi tentang masa lalu atau masa datang. Jangan biarkan mata Anda menatap berkeliling, tetapi jaga agar tetap mengarah ke pekerjaan. Anda akan terbantu dengan menuliskan catatan atau menggambar sketsa yang relevan dengan subjek yang Anda hadapi.
- Salah satu musuh konsentrasi adalah kebosanan. Perhatian Anda tak melayang ke mana-mana selama menonton film atau saat membaca novel yang mencekam. Kebosanan justru mudah menyelinap masuk apabila Anda bekerja terlalu lama. Karena itu, batasi waktu belajar selama satu jam, lalu berisitrahat selama sepuluh menit dan kerjakan sesuatu yang berbeda.
- Menetapkan batas waktu. Tetapkan sendiri beban atau jumlah pekerjaan yang pantas Anda lakukan dalam satu jam, satu minggu, atau satu bulan. Dengan memberikan tantangan kepada diri sendiri, Anda telah mendapatkan bantuan untuk mengatur emosi. Harga diri Anda yang terbangun juga akan terus mendorong Anda.
- Musuh terakhir dari konsentrasi adalah sikap mengalah. Jangan pernah berpikir negatif seperti “Saya tidak akan pernah menguasainya”. Otak Anda lebih mampu dan cakap daripada yang Anda kira. Otak akan bangkit karena tuntutan yang lebih berat. Percayalah akan kekuatan Anda sendiri. Hampiri pekerjaan dengan berani. (by om kent)
Selengkapnya...

Sabtu, 28 Mei 2011

GURU DAN STAF TATA USAHA SMPN 1 SITIUNG




1.PhotobucketRIWAHONO,S.Pd.
NIP.19700123 199702 1 001
Wonogiri, 23 Januari 1970
KEPALA SMPN 1 SITIUNG


2. PhotobucketARBEN,S.Pd.
NIP. 19661231 199003 1 047
Medan, 31 Desember 1966
WAKIL KURIKULUM


3. PhotobucketPAIJO, S.Pd.
NIP. 19630414 198412 1 001
Wonogiri, 14 April 1863
WAKIL KESISWAAN


4. PhotobucketZARNELLY
5. PhotobucketYULITA HENDRA,S.Pd
6. PhotobucketWILISNAR S.Pd
7. PhotobucketWIDIASTUTI A.Md
8. PhotobucketWARSINI,S.Pd
9. PhotobucketWAKIDI
10.PhotobucketSYOFINAR,S.Pd
11. PhotobucketSYAMSUIR
12. PhotobucketSUTANTO
13. PhotobucketSURATNI,S.Pd
14. PhotobucketSULASTRI,S.Pd
15. PhotobucketSULARTO,S.Pd
16. PhotobucketSRILESTARI
17. PhotobucketSATIMIN
18. PhotobucketRAFLES,S.Pd
19. PhotobucketPURNAMA FITRI,S.Pd
20. PhotobucketNARSI,S.Pd
21. PhotobucketMUSA Y,S.Pd
22. PhotobucketMARYANI
23. PhotobucketMARDHIAH HAYATI L,S.Pd
24. PhotobucketKUNTADI,S.Pd
25. PhotobucketKADIMIN
26. PhotobucketJULIARNIS,S.Pd
27. PhotobucketHERMAN YUDAL,A.Md.Pd
28. PhotobucketFITRI SUSANTI
29. PhotobucketERMANIATI,S.Pd
30. PhotobucketELSIS
31. PhotobucketDESI RAHMI,S.Pd
32. PhotobucketDATUL ISHMI,S.Pd
33. PhotobucketDAFRITA,S.Pd
34. PhotobucketCANDRA KELANA,S.Pd
35. PhotobucketASRIL JAMARIN,S.Pd
36. PhotobucketZULFIKAR




Selengkapnya...

Jumat, 18 Maret 2011

LAPORAN BULANAN SMPN 1 SITIUNG TP 2010-2011

Laporan Bulanan Smpn 1 Sitiung Selengkapnya...

Senin, 24 Januari 2011

PGRI MEMBELA GURU ?????????????????????

Selama empat dasawarsa berada di bawah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), guru merasa tidak dibela oleh organisasi itu. Karenanya, Minggu (23/1) lahir organisasi alternatif yang dinamai Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)



“Hari ini (Minggu -red) baru saja dideklarasikan FSGI,” kata Koordinator FSGI Retno Listriarti kepada wartawan, di kantor ICW, Kalibata Timur 4, Jakarta Selatan.

Tanpa menjelaskan secara detail, Retno mengaku di PGRI aspirasi guru tidak pernah tersampaikan. Menurutnya PGRI hanya membuat guru tidak kritis dan kebanyakan para pengurusnya bukan berprofesi guru sehingga kurang mengerti kebutuhan para pahlawan tanpa tanda jasa itu.

Sebelumnya para guru dari berbagai daerah telah melakukan pertemuan nasional. Mereka sepakat ingin membuat organisasi guru nasional.

“Berangkat dari kegelisahan di dunia pendidikan, kami ingin mendorong pendidikan berkualitas dan berkeadilan. Kami juga mengajak semua elemen untuk bersama-sama mewujudkannya,” imbuhnya pada detikcom.

Retno pun memberi contoh ketidakadilan yang dimaksud, misalnya Rintis Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Menurutnya RSBI sudah mengkotak-kotakan orang kaya dan orang miskin. Padahal tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa membedakan orang kaya dengan orang miskin.

Rencananya awal Juli ini, FSGI akan melakukan kongres pertama untuk menentukan ADRT dan visi maupun misi dari organisasi baru tersebut.


Retno berharap, FSGI dapat memberikan kontribusi pada perbaikan mutu dan kualitas pendidikan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan guru, dan dapat menjadi wadah aspirasi guru dalam menanggapi persoalan pendidikan.

“Mungkin sekitar Juli awal kita akan mengadakan kongres untuk membicarakan itu. FSGI sendiri terdiri dari beberapa organisasi guru seperti di Jakarta, Banten, Tangerang, Medan, Brebes dan Purwakarta,” tutup Retno.

Jauh dari harapan

Dalam kurun waktu empat dasawarsa terakhir ini, perjuangan guru dalam mencapai cita-cita terasa masih jauh dari yang diharapkan. Pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya sering kali mengabaikan peran guru dalam peningkatan kapasitas dan kualitas guru. Hal itu menjadi keprihatinan para pendidik yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia.

“Persoalan pendidikan di Indonesia masih jalan di tempat. Berbagai persoalan mendasar belum bisa diselesaikan. Permasalahan-permasalahan klasik seperti penyediaan sarana-prasarana dan peningkatan kualitas guru belum bisa diselesaikan. Pemerintah justru membuat kebijakan-kebijakan baru yang cenderung kontroversial,” kata Ade Irawan dari Koalisi Pendidik Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam konferensi pers FSGI itu sebagaimana dirilis kcm

Kebijakan kontroversial yang disebutkan Ade adalah masih ngototnya pemerintah mempertahankan selain SBI juga tentang ujian nasional dan korupsi BOS.

Pengingkaran terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut telah melahirkan pendidikan nasional dan yang mayoritas tidak tangguh, tidak kreatif, tidak inovatif, serta tidak bermartabat yang akhirnya berdampak signifikan pada kualitas pendidikan itu sendiri.
Selengkapnya...

Senin, 17 Januari 2011

FACEBOOK AKAN DITUTUP

INFORMASINYA DAPAT DIKLIK DISINI Selengkapnya...

Jumat, 07 Januari 2011

DIRGAHAYU KAB. DHARMASRAYA

SELURUH GURU DAN STAF SMPN 1 SITUNG MENGUCAPKAN DIRGAHAYU KABUPATEN DHARMASRAYA KE 7, SEMOGA KESUSKSESAN SELALU MENYERTAI KAB. DHARMASRAYA DI MASA DATANG .... AMIN.... Selengkapnya...