smpn1sitiung@gmail.com

Jumat, 31 Desember 2010

2011 PASTI ANDA AKAN SUKSES (Selamat Tahun Baru 2011)

Semoga Di tahun yang baru Seluruh kesempatan dan kesuksesan akan datang menghampiri kita.

Sebagai renungan penutup tahun saya ingin membagikan cerita dan kutipan dari Earl Nightingale dibawah ini :



Sebagian orang mati beku di depan tungku pemanas karena mereka miliki mentalitas "kebalikan" dan mereka selalu mengharapkan mendapatkan sesuatu terlebih dahulu baru bersedia memberikan sesuatu sebagai imbalannya, tetapi hidup tidaklah demikian. Bila anda kedinginan dan berdiri di depan tungku perapian, jangan berkata


"hai tungku pemanas, beri aku panas, baru nanti aku beri kamu kayu bakar dan menyalakan api".



Atau bila anda berdiri di depan kompor dan hendak memasak, jangan berkata



"hai kompor beri aku api untuk memasak baru nanti aku beri minyak dan menyakan api".



mungkin hal ini kedengarannya bodoh dan lucu tetapi bila anda lihat disekeliling anda, berapa banyak orang yang memiliki mentalitas seperti analogi diatas. mereka tidak akan bergerak dan bekerja bila tidak dibayar terlebih dahulu. Berapa banyak orang yang hanya kerja pas-pasan karena mereka berpikir "saya hanya dibayar sebanyak ini" atau Perusahaan ini sangat pelit, buat apa saya bekerja lebih dari apa yang mereka bayarkan kepada saya.



Hukum daya tarik kesuksesan selalu bekerja baik anda menyadarinya atau tidak, napoleon hill dalam bukunya Think and Grow Rich pernah menjelaskan bahwa untuk menjadi sukses harus bekerja "extra mile" atau bekerja lebih dari apa yang seharusnya anda kerjakan. walaupun saat ini anda tidak merasakan manfaatnya selain capek dan mengorbankan waktu anda lebih banyak daripada rekan anda tetapi ingatlah selalu bahwa hukum tersebut selalu bekerja dari segala penjuru dan setiap extra mile yang anda lakukan maka anda menanamkan satu benih kesuksesan, anda tidak akan pernah tahu bagaimana benih tersebut akan tumbuh, berapa lama dan berapa banyak buah yang akan anda terima tetapi suatu saat hal-hal baik akan selalu kembali kepada anda sebagai buah dari ekstra mile tersebut.



Pesan earl nightingale ini berlaku universal bagi siapa saja dan di mana saja. Akhir kata bagi anda yang ingin mendapatkan kesuksesan di tahun depan dan tahun-tahun berikutnya, ingatlah pesan moral diatas, beri lebih banyak dari apa yang seharusnya anda terima dan anda harus memberi terlebih dahulu sebelum anda bisa menerima, tanamkan bibit kesuksesan terlebih dahulu sebelum anda bisa memetik buah kesuksesan.



jangan mengharapkan sesuatu yang instant karena kemungkinan besar segala yang instant termasuk kesuksesan instant akan berujung pada kehancuran instan. biarkan segala sesuatu mengalir secara alami dan ingatlah untuk selalu menanamkan benih kesuksesan.Percaya semakin banyak anda menanamkan benih kesuksesan maka semakin besar kemungkinan benih tersebut akan berbuah menjadi kesuksesan yang BESAR bagi anda dikemudian hari. Jadikan saat ini sebagai moment bagi anda untuk memulai menanamkan benih kesuksesan.
Selengkapnya...

Senin, 20 Desember 2010

KEMATANGAN EMOSI ??????

Kematangan emosi apaan sih ??? hehehehehe .... direbus sampai gosong kali hehehehe

Covey (2005) mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, yang diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan akan individu lain.

sedangkan kematangan emosi menurut Wolman (1973) adalah suatu kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi dan pemunculan perilaku yang tepat sesuai dengan usia dewasa daripada bertingkah laku seperti anak-anak. Semakin berkembang usia individu, maka diharapkan akan semakin mampu melilhat segala sesuatunya secara objektif, mampu membedakan perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar fakta daripada perasaan.



Kematangan emosi yang dicapai remaja diperoleh melalui proses kognitif. Dalam proses tersebut remaja akan memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Salah satu caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Adanya keterbukaan mengenai perasaan dan masalah pribadinya serta rasa aman dalam hubungan sosial dapat membuat remaja lebih memahami keadaan dirinya.

Menurut Yusuf (2004), Kematangan emosi remaja ditandai oleh :

(a) Adekuasi emosi yaitu adanya cinta kasih, simpati, altruis (senang menolong orang lain), respek (sikap hormat atau menghargai orang lain), dan ramah.

(b) Pengendalian emosi ditandai oleh tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis dan tidak pesimis (putus asa), dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar.

Enam aspek kematangan emosi menurut Overstreet (Schneiders, 1955) adalah :

a. Sikap untuk belajar

Bersikap terbuka untuk menambah pengetahuan dari pengalaman hidupnya. Artinya individu yang matang emosinya mampu mengambil pelajaran dari pengalaman hidupnya dan pengalaman orang di sekitarnya untuk digunakan dalam menjalani kehidupannya.

b. Memiliki rasa tanggung jawab

Dalam mengambil keputusan atau melakukan suatu tindakan berani menanggung resikonya. Individu yang matang tahu bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Hal ini berarti bahwa individu yang matang tetap dapat meminta saran atau meniru tingkah laku yang baik dari lingkungannya.

c. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif

Artinya adanya kemampuan untuk mengatakan apa yang hendak dikemukakan dan mampu mengatakannya dengan percaya diri, tepat dan peka akan situasi

d. Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial

Individu yang matang mampu melihat kebutuhan individu lain dan memberikan potensi dirinya untuk dibagikan pada individu lain yang membutuhkan. Individu yang matang mampu menunjukkan ekspresi cintanya dan mampu menerima cinta dari individu lain.

e. Beralih dari egosentrisme ke sosiosentrisme

Artinya individ mampu melihat dirinya sebagai bagian dari kelompok. Individu mengembangkan hubungan afeksi, saling mendukung, dan bekerja sama. Untuk itu diperlukan adanya empati, sehingga dapat memahami perasaan individu lain.

f. Falsafah hidup yang terintegrasi

Hal ini berhubungan dengan cara berpikir individu yang matang yang bersifat menyeluruh, yaitu memperhatikan fakta-fakta tertentu secara tersendiri dan menggabungkannya untuk melihat arti keseluruhan yang muncul. Dengan demikian, tindakan sekarang dan terencana masa depan dibuat dengan berbagai pertimbangan, didasarkan pada penilaian yang objektif dan terlepas dari prasangka.



Selengkapnya...

Senin, 06 Desember 2010

MENGASAH MENTAL KESUKSESAN

Seorang anak kecil melihat kepompong di pohon dan ia meminta kepada ayahnya untuk mengambilkan kepompong tersebut.



'Baiklah' kata sang ayah " tetapi dengan satu syarat'. sambil mengambil kepompong sang ayah lalu berkata lagi "kepompong dalam waktu beberapa hari akan berubah menjadi kupu-kupu dan ayah mau kamu berjanji untuk tidak melakukan apapun bagi kupu-kupu tersebut, hanya melihat prosesnya".



Baiklah jawab sang anak.



selang satu minggu sang anak sambil menangis membawa kupu-kupu ke sang ayah. ia mengatakan bahwa kupu-kupu tersebut terjatuh dan tidak bisa bangun lagi pada saat belajar terbang lalu mati tidak lama berselang.



"Nak, pasti kamu melanggar perintah ayah untuk tidak membantu kupu-kupu tersebut" kata sang ayah.



"saya tidak tega melihat kupu-kupu tersebut berjuang setengah mati untuk keluar dari kepompong, maka saya membantunya dengan merobek kempompong tersebut agar kupu-kupu tersebut gampang keluarnya, siapa tahu ternyata kupu-kupu tersebut malah mati" isak sang anak.



Bagi kupu-kupu proses untuk mendorong kepompong agar terbuka sedikit demi sedikit akan menguatkan kepak sayapnya agar nanti bisa digunakan untuk terbang dan kebaikan dari anak kecil tadi malah merusak kesempatan bagi kepompong untuk belajar mengepakkan sayap dan menguatkan otot sayapnya.



proses kepompong menjadi kupu-kupu adalah suatu proses yang bisa dianalogikan dengan proses kesuksesan seseorang. untuk menjadi sukses harus digembleng dengan proses-proses dan tindakan-tindakan yang nantinya menguatkan otot mental (mental muscle) seseorang. semakin ia mengasah mental muscle maka semakin besar kesuksesan yang akan ia raih.



"Measure of success is not the money, offcourse the money is ok but the important key of success is the person who you'll become in the process" - Jim Rohn.



Bila seseorang menginginkan sukses sudah seharusnya ia keluar dari zona kenyamanan dan belajar
Selengkapnya...

Rabu, 01 Desember 2010

PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN

Untuk melakukan ujian
dengan baik, mula-mula kamu harus mempelajari dan melakukan review materi sebelum
ujian.  Berikut adalah beberapa teknik untuk memahami materi ujian dengan
lebih baik:


Belajar - Pasca
Belajar



  • Review catatanmu segera setelah
    kelas.

  • Review catatanmu dengan singkat
    sebelum masuk kelas kembali.

  • Jadwalkan waktu yang agak lama untuk
    review catatan tersebut setiap minggunya



Review



  • Atur catatan, teks dan
    tugas-tugasmu.

  • Perkirakan waktu yang kamu butuhkan
    untuk melakukan review.

  • Buatlah jadwal review yang terdiri
    dari waktu dan bahan materi.

  • Ujilah dirimu sendiri dengan materi
    tersebut.

  • Selesaikan belajarmu sehari sebelum
    ujian dimulai.


Selengkapnya...

Selasa, 23 November 2010

BODOH VS PINTAR

Disajikan oleh : Ciptanto Joko Wiyono

1. Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dia bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.


2. Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.




3. Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.



4. Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka disuruh orang pintar untuk membuatnya.


5. Orang Bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.


6. Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu orang pintar percaya. Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.


7. Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu di dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.


8. Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja. Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang pintar “meratap-ratap” kepada orang bodoh agar tetap di berikan pekerjaan.


9. Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.


10. Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.



11. Bill gate (micr*soft), Dell, Hendri (Ford), Thomas Alfa Edison, Liem Siu Liong (BCA group) adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya.
Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.


PERTANYAAN:
1. Mending jadi orang pinter atau orang bodoh?
2. Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh?
3. Mulia mana antara orang pinter atau orang bodoh?
4. Susah mana antara orang pinter atau orang bodoh?


KESIMPULAN:
1. Jangan lama-lama jadi orang pinter, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.
2. Jadilah Orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
3. Kata kunci nya adalah “resiko” dan “berusaha”, karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil. Orang pinter perpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh.



Selengkapnya...

Senin, 22 November 2010

Kualitas SDM Jadi Kendala Pendidikan Indonesia

Kualitas sumber daya manusia masih menjadi persoalan utama dalam
bidang pendidikan di Indonesia, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun
pendidikan dasar dan menengah. Dari sekitar 160.000 dosen yang ada di
Indonesia, hampir 54 persennya masih belum S-2 dan S-3. Sementara guru,
dari 2,7 juta guru, 1,5 juta di antaranya belum S-i.


Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Dewan Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Prof. Nizam yang ditemui seusai seminar pendidikan dalam rangka
Education Festival yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Padjadjaran di Aula Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung, Kamis (11/2).


Menurut Nizam, pembenahan kualitas SDM ini memang bukan pekerjaan
mudah. Waktu yang dibutuhkan juga tidak akan sebentar. "Banyak yang
harus dibenahi, tetapi kita harus optimistis karena SDM adalah kunci
utama. Kalau sistemnya bagus tetapi SDM-nya jelek percuma. Tetapi kalau
SDM-nya bagus walaupun sistemnya kurang bagus bisa lebih baik," katanya.


Nizam menuturkan, harus diakui bahwa daya saing Indonesia masih
tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya di dunia bahkan di Asia
Tenggara. Berdasarkan data dari Global Competitiveness Report di tahun
2008, Indonesia berada di peringkat 55 sementara di tahun 2005 di
peringkat 69.


"Jauh di bawah Singapura, Malaysia, Cina, dan Thailand. Singapura
berada di peringkat ke-5 sementara Malaysia di peringkat 21 di tahun
2008," ujarnya. Lebih lanjut Nizam menuturkan, pekerjaan rumah yang
dihadapi pendidikan di Indonesia masih cukup besar. Dikti, menurut dia,
tidak mungkin mengatur seluruh sistem dengan permasalahan yang kompleks
dan besar tersebut.


"Perguruan tinggi juga harus sprint untuk mengejar ketinggalan secara
terus-menerus serta fokus dalam pengembangan penelitian untuk menjawab
kebutuhan masyarakat dan membangun reputasi internasional," ungkapnya. I
ak dorong mandiri Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, praktisi
pendidikan yang juga pengajar di Fakultas Psikologi Unpad, Hatta Ml in
nl mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
beberapa kali terhadap anak didik, diperoleh kesimpulan, pendidikan di
Indonesia tidak memberikan tempat untuk kemandirian serta kreativitas
siswa. Metode yang digunakan selama ini hanya mengandalkan memori atau
daya i-ngat siswa semata.


"Matematika hanya menghafalkan rumus, seharusnya memecahkan rumus.
Bahasa hanya menghafalkan grammer, semestinya conversation. Akibatnya
hampir tidak terlihat kegunaan dari pendidikan ini," katanya. Oleh
karena itu, menurut dia, orientasi pendidikan harus segera diubah. Sebab
pendidikan selama ini hanya mementingkan produk, bukan proses yang
sebenarnya jauh lebih penting. "Kita sudah coba ubah salah satunya
dengan Sistem Kredit Semester di perguruan tinggi, tetapi tetap kalah
dengan kekuatan kolektivitas yang sudah ada. Apalagi dasar di pendidikan
sebelumnya sudah tertanam pola itu. Itulah sebabnya sejak awal saya
tidak setuju dengan penjurusan di SMA. Karena siswa yang seharusnya
tidak naik kelas justru diarahkan ke sosial budaya. Mereka kemudian
masuk di jurusan sosial perguruan tinggi. Jadilah mereka hakim, jaksa,
dan pengacara sekarang ini," tuturnya.

Selengkapnya...

Selasa, 26 Oktober 2010

SAMBUTAN KEPALA SMPN 1 SITIUNG

Asalamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua .
Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari alam kesesatan kepada alam berpengetahuan seperti saat ini.
Apresiasi yang tak terhingga kita ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga terbentuknya website/blog SMPN 1 Sitiung ini.
Semoga dengan adanya website/blog SMP Negeri 1 Sitiung ini akan mempermudah hubungan informasi bagi yang membutuhkan.

Demikianlah sekilas sambutan kami sampaikan.
Wassalam......



Kepala SMP Negeri 1 Sitiung

Ttd

AGUSTAR S,Pd.






Selengkapnya...

Senin, 25 Oktober 2010

Tujuh Gaya Belajar Efektif

Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut adalah tujuh gaya belajar yang bisa Anda ikuti:


1.
Bermain dengan kata.
Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
Bermain dengan pertanyaan.


2.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiaop kali muncuil jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil yang paling akhirnya atau kesimpulan.
Bermain dengan gambar.


3.
Anda sementar orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu. Jika Anda termasuk kelompok ini, tak salah bila Anda mencoba mengikutinya.


4.
Bermain dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara menginat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimanalagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia, teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.


5.
Bermain dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.
Bermain dengan bersosialisasi.


6.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.


7.
Bermain dengan Kesendirian.
Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri. (Sumber TEMPO Interaktif - 23 April 2001)


Lima Prinsip Belajar


1.
Mengenali betul apa yang menarik untuk kita
Jika kita mengetahui betul apa sesungguhnya yang menarik bagi kita, tentu akan lebih mudah mencari ragam informasi penting yang akan kita pelajari. Tak ada seorang pun yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik untuk kita pelajari kecuali kita sendiri. Ada baiknya, sekali waktu, Anda berhenti dulu belajar, lalu tanyakan pada diri Anda sendiri, untuk apa Anda belajar? Jika Anda cukup punya alasannya, tak salah bila Anda mencoba mengujinya dengan mengikuti beberapa tes untuk melihat tingkat pemahaman kita dan cara untuk meningkatkannya. Hal terpenting yang perlu diingat adalah seberapa cepat pun kita bisa memahami suatu informasi, maka informasi itu dengan mudah bisa hilang dari ingatan jika ternyata informasi tersebut bukan seperti sesuatu yang menjadi inti ketertarikan kita.
Kenalilah kepribadian diri sendiri.


2.
Jika kita tahu betul siap kita dan apa yang kita inginkan, maka mempelajari sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kepribadian kita menjadi lebih mudah dilakukan. Sebab, apapun yang akan kita pelajari dan pahami, seringkali menjadi sia-sia jika ternyata tak sesuai dengan kepribadian kita.


3.
Rekam semua informasi dalam kata.
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri.


4.
Belajar bersama orang lain.
Cara termudah untuk belajar sesungguhnya adalah bila kita melakukannya secara bersama-sama. Prinsip belajar ini hampir selalu efektif bagi setiap orang, apa pun karakter belajar yang dimilikinya. Selain itu, belajar juga menjadi terasa lebih menyenangkan dan ringan, bila dilakukan secara bersama-sama.


5.
Hargai diri sendiri.
Belajar memahami dan menyerap informasi akan menjadi lebih terasa bermanfaat dan berarti bila kita menghargainya. Jadi, rencanakan apa yang Anda akan pelajari dan pahami. Setelah itu, cobalah membuat jeda di antara waktu belajar yang Anda laklukan. Setelah itu, lihat seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari suatu informasi atau fakta tertentu. Bila Anda merasa
itu berhasil, maka Anda layak menghargai jerih-payah Anda belajar dengan cara apa saja. Misalnya, merayakannya dengan makan enak atau membeli sesuatu yang bisa mengingatkan Anda akan keberhasilan yang Anda pernah capai. (Sumber TEMPO Interaktif 23 April 2001)


Cara Belajar Yang Baik Menurut Hukum Newton Oleh : Uripto Trisno Santoso


Banyak orangtua, guru dan mungkin teman kita memberikan nasihat agar kita belajar jauh hari sebelum waktu pelaksanaan ujian tiba. Tidak sedikit buku tentang cara belajar yang juga memberikan nasihat demikian. Secara umum kita semua setuju, terutama ketika kita masih duduk di bangku sekolah, agar belajar secara bertahap dan sistematis. Sebaliknya, pada dasarnya kita tidak setuju cara belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS), yakni belajar semalam suntuk hanya pada saat menjelang ujian keesokan harinya. Selain melelahkan dan mendatangkan stres, cara belajar SKS tidak memberikan hasil yang memuaskan, bahkan cenderung menuai kegagalan. Namun, dengan berbagai alasan banyak siswa atau mahasiswa yang masih suka belajar dengan cara SKS.

Melihat betapa besar pengorbanan orang tua dan mungkin juga sanak saudara, mengeluarkan biaya dan mencurahkan perhatian kepada kita dengan harapan kita memperoleh pendidikan yang baik dan kelak memiliki bekal ilmu. Atau setidaknya ijazah yang dapat dijadikan prasyarat guna mendapatkan pekerjaan. Lebih jauh, masyarakat di kampung hingga negara juga menaruh harapan besar di pundak siswa sebagai penerus bangsa. Apa pun alasannya, belajar jelas penting dan sangat perlu apalagi bagi siswa, minimal untuk mencapai syarat kelulusan.

Untuk lebih memotivasi siswa dan guru, pada kesempatan ini penulis memaparkan tentang cara belajar yang baik ditinjau dari sudut pandang sains (ilmu pengetahuan), Juga memberikan alasan ilmiah mengapa kita lebih baik belajar secara berkesinambungan jauh hari sebelum ujian, bukan belajar dengan cara dadakan (SKS).

Ada beberapa hukum dalam sains yang dapat dijadikan landasan ilmiah tentang cara belajar yang baik, misalnya Hukum Newton. Hukum Newton sangat terkenal terutama dalam pelajaran fisika dan telah diaplikasikan dalam banyak bidang hingga sekarang. Misalnya untuk pembangunan jalan, jembatan, rumah, gedung bertingkat, perancangan peluru kendali hingga peluncuran roket ke luar angkasa.


Hukum I Newton


Hukum I Newton (Hukum Kesatu Newton), dikenal juga sebagai hukum kelembaman menyatakan,

‘Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan bila tidak dikenai gaya dari luar (resultan gaya sama dengan nol, SF = 0)’.

Ini dapat diartikan, untuk mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak, atau dari bergerak menjadi diam, diperlukan suatu gaya. Sedangkan benda yang bergerak lurus beraturan tidak memerlukan gaya lagi untuk tetap bergerak lurus beraturan (tanpa percepatan).

Sebagai contoh, pada saat kita berada dalam kendaraan yang sedang bergerak kemudian kendaraan dihentikan (direm) tiba-tiba, maka kita akan terdorong ke depan. Sebaliknya, pada saat kita berada dalam kendaraan yang sedang diam kemudian secara tiba-tiba dijalankan, maka kita akan cenderung tertarik ke belakang. Efek ini semakin nyata kalau kendaraan dijalankan dengan tiba-tiba pada kecepatan cukup tinggi.

Apa artinya ini, dikaitkan dengan cara belajar yang efektif?. Kita seringkali atau pernah mengalami suatu keadaan di mana kita merasa sangat kesulitan untuk memulai belajar. Ketika itu kita mungkin sudah menyiapkan buku dan perlengkapan belajar lainnya, kemudian duduk dan mungkin sambil menghidangkan makanan/minuman ringan sekedarnya disertai alunan musik dari radio/tape, tetapi bukannya materi pelajaran yang masuk, melainkan hanya membolak-balik halaman pertama. Sementara tanpa terasa makanan ringan di meja akhirnya habis, kita merasa lelah, berebah di tempat tidur, seakan-akan tiada kekuatan untuk berkonsentrasi dan melawan rasa malas, dan selanjutnya, tertidur.

Hal ini dapat dimengerti, karena kita dari keadaan diam (belum pernah belajar) cenderung untuk tetap diam (tidak belajar). Lain halnya kalau kita diberi tugas atau PR (pekerjaan rumah) yang harus dikumpulkan esok harinya dan tugas ini akan dinilai serta mempengaruhi kualitas kelulusan, maka jika kita belum mengerjakannya dapat dipastikan kita memiliki suatu kekuatan besar dan terdorong untuk menyelesaikan tugas tersebut. Jadi, memang diperlukan suatu gaya dari luar (energi pendorong atau motivasi kuat) yang dapat memaksa kita dari keadaan diam (tidak belajar) menjadi berada dalam keadaan belajar.

Sebaliknya, jika kita berada dalam keadaan belajar dan bergerak lurus beraturan (maksudnya kita sudah memahami materi pelajaran, merasa enjoy belajarnya), maka kita sering ‘lupa waktu’. Kita tidak merasa berat untuk belajar bahkan sering merasa tertarik untuk terus belajar, kecuali kalau ada gaya dari luar yang sangat kuat. Misalnya, acara film yang sangat disukai atau kedatangan tamu spesial yang tidak bisa kita tolak.

Ini sesuai dengan Hukum I Newton, benda yang berada dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan cenderung bergerak lurus beraturan, kecuali jika ada gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi, menurut Hukum I Newton, kita sebaiknya belajar secara
berkesinambungan dan teratur serta menghindari atau mengatasi segala sesuatu yang dapat menghambat usaha belajar kita.


Hukum II Newton


Kalau Hukum I Newton berbicara tentang kelembaman (keengganan untuk berubah), maka Hukum II Newton berbicara tentang percepatan (perubahan kecepatan). Hukum II Newton menyatakan,

’Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya, searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman benda tersebut’.

Artinya, semakin besar gaya yang bekerja pada benda maka semakin besar percepatan yang ditimbulkan. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang bekerja maka semakin kecil percepatan yang ditimbulkan. Bila gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka tidak ada percepatan yang dihasilkan, artinya pada keadaan seperti ini Hukum I Newton yang berlaku. Karena percepatan berbanding terbalik dengan massa kelembaman, maka semakin besar massa benda semakin kecil percepatan yang dihasilkan oleh gaya yang sama. Jika suatu benda mengalami percepatan, maka kecepatannya akan semakin besar dengan bertambahnya waktu. Jika kecepatan benda semakin kecil dengan bertambahnya waktu, ini berarti benda tersebut mengalami perlambatan.

Bagaimana kaitan antara Hukum II Newton dengan cara belajar yang baik?

Adakalanya semangat belajar begitu besar, tetapi di lain waktu kadang kita merasa kurang bersemangat untuk belajar. Karena semangat belajar mempengaruhi kualitas proses belajar maka tentu saja semangat belajar akan turut menentukan hasil dari proses belajar, yakni penguasaan materi, pengembangan materi hingga kualitas kelulusan kita (nilai hasil ujian).

Dari Hukum I Newton kita tahu, jika kita sudah dalam keadaan belajar secara beraturan berkesinambungan dan tidak ada sesuatu yang dapat mengganggu belajar kita maka kita cenderung untuk tetap terus belajar (berkesinambungan), namun dengan kecepatan penguasaan materi yang sama.

Dari Hukum II Newton dapat kita nyatakan, diperlukan gaya (motivasi) untuk mengubah kecepatan pengusaan materi belajar. Jika besarnya motivasi untuk maju sama besar dengan keengganan kita untuk maju (yang berdampak pada suatu kemunduran), maka resultan gaya (SF) sama dengan nol. Berarti, proses belajar kita tidak mengalami kemajuan (tetap segitu-gitu aja). Tanpa adanya motivasi untuk lebih cepat menguasai materi atau motivasi untuk lebih banyak materi yang dikuasi.

Bila kita menginginkan percepatan yang besar, diperlukan suatu motivasi yang semakin besar. Massa kelembaban dapat diartikan sebagai tingkat keengganan (kemalasan) kita sendiri atau tingkat kesulitan materi pelajaran yang dihadapi. Semakin besar tingkat kemalasan atau semakin tinggi tingkat kesulitan materi pelajaran, maka diperlukan gaya (motivasi) yang besar untuk mencapai tingkat percepatan yang sama dalam proses penguasaan materi. Dengan kata lain, untuk tingkat penguasaan yang sama (setara), materi pelajaran yang lebih sulit memerlukan motivasi lebih besar
daripada materi pelajaran yang relatif lebih mudah. Jika tingkat motivasi untuk pelajaran yang sangat sulit (kita memang mengalami kesulitan untuk menguasainya) kita buat sama dengan tingkat motivasi untuk pelajaran yang mudah, maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh akan berbeda.


Hukum III Newton


Hukum III Newton disebut juga Hukum Aksi-Reaksi. Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (disebut aksi), maka benda kedua ini juga akan mengerjakan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi berlawanan arah dengan gaya dari benda pertama. Ini dapat diartikan, jika kita membenci suatu materi pelajaran, apa pun alasannya, maka pelajaran tersebut akan balas membenci kita. Akibatnya, semakin sulit bagi kita untuk menguasai materi pelajaran tersebut jika kita sendiri membenci pelajaran itu. Jadi, kita harus berusaha menyenangi pelajaran yang akan kita pelajari agar kita lebih mudah menguasai materi pelajaran tersebut.

Terkait dengan Hukum Newton tersebut, ada beberapa tips tentang cara belajar yang baik yang disarankan:

1. Jangan belajar hanya pada saat menjelang ujian. Jika terlalu lama dalam keadaan diam (tidak belajar), maka kita semakin sulit untuk memulainya. Semakin lama kita tidak belajar, semakin besar kecenderungan kita untuk tetap tidak belajar.

2. Buat suatu keadaan sedemikian hingga seolah-olah kita selalu dalam keadaan belajar. Ini tidak berarti kita harus terus menerus belajar tanpa istirahat. Dimaksud di sini, kita belajar secara berkesinambungan dan teratur. Sinambung artinya nyambung antara proses belajar hari ini dengan hari-hari kemarinnya. Kalaupun kita liburan, upayakan kita tidak lepas sama sekali dengan mata pelajaran.

3. Bangkitkan motivasi yang kuat untuk belajar, terutama untuk pelajaran yang lebih sulit. Semakin sulit materi pelajaran, semakin besar motivasi yang diperlukan untuk menguasainya.

Untuk membangkitkan motivasi ada berbagai cara, antara lain:

Bayangkan betapa puas dan bangganya kita kalau kita mampu menguasai pelajaran yang sulit; Anggaplah semua pelajaran penting dan berguna bagi masa depan kita; Kejarlah prestasi terbaik karena kesempatan yang lebih baik biasanya lebih memihak pada orang-orang terbaik; Ingat belajar itu termasuk ibadah. Tuhan tidak menilai kesuksesan belajar kita hanya dari nilai hasil ujian, tetapi Tuhan akan menilai proses perjuangan kita untuk memperoleh nilai tersebut.

4. Jangan sekali-kali membenci suatu mata pelajaran. Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Dalam hal ini mungkin anda belum mengenal mata pelajaran tersebut. Coba kenali lebih jauh, mungkin anda akan menyayanginya.
Selengkapnya...

Selasa, 19 Oktober 2010

BELAJAR EFEKTIF ITU KAYAK APA SIH ?????


  • Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.

    Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah
    mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber
    terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.

  • Pusatkan dirimu terhadap nilai dan
    prinsip yang kamu percaya.
    Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu.  Jangan biarkan
    teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.


  • Kerjakan dulu mana yang penting.

    Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. 
    Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.

  • Anggap dirimu berada dalam situasi
    "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi).


    "Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama)
    dan "competition" (persaingan).  Jadi, selain sebagai teman yang membantu
    dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam
    mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. 
    Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do
    your best
    ) di dalam kelas.


  • Pahami orang lain, maka mereka akan
    memahamimu.
    Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu,
    misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan
    waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. 
    Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas
    untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.

  • Cari solusi yang lebih baik.

    Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan
    hanya membaca ulang bahan tersebut.  Coba cara lainnya.  Misalnya,
    diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar
    atau dengan pembimbing akademismu.   Mereka akan membantumu untuk
    mendapatkan pemahaman yang lebih baik.


  • Tantang dirimu sendiri secara
    berkesinambungan.
    Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu
    mendapatkan ide-ide yang cemerlang.


Selengkapnya...

Rabu, 13 Oktober 2010

SMPN 1 SITIUNG RANGKING 9 di Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional tahun 2010

Piagam Penghargaan Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono diberikan kepada Ade Marwan M (siswa SMPN 1 Sitiung)

Piagam penghargaan itu diberikan atas hasil Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional. Ade Marwan M berhasil meraih rangking Sembilan kategori Desain Motif Batik Sekolah Tingkat Pertama di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali, 26 Juli 2010 dalam rangka Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Ke – 65 Republik Indonesia .


Prestasi ini terwujud berkat kerja sama pihak sekolah, orang tua murid dan pihak terkait lainnya. Semoga prestasi yang masuk sepuluh besar ini dapat ditingkatkan dikemudian hari. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Riwahono S.Pd (Kepala Sekolah SMPN 1 Sitiung), Candra Kelana S.Pd (Guru Pembimbing Desain Motif Batik) hingga meraih prestasi ini
Selengkapnya...

Selasa, 12 Oktober 2010

Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak

Disajikan oleh Ciptanto Joko Wiyono

Pendahuluan


Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.


Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.(wis, pokoke sianak dicap salah teyuuuus hehehe)


Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah kesulitan belajar. Keuntungannya ialah, mereka mencoba menemukan metode-metode yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut tetap dapat belajar dan mencapai apa yang diharapkan guru dan orang tua.


Dalam tulisan ini, kita akan mendapati apa sebenarnya yang dimaksud masalah kesulitan belajar, factor apa yang menjadi penyebabnya, serta metode yang dapat digunakan untuk membantu anak yang mengalami masalah kesulitan belajar.


Definisi Kesulitan Belajar



Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. “dalam keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.



Jenis Kesulitan Belajar



Jenis kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :



  • Dilihat dari jenis kesulitan belajar :
    ada yang berat,
    ada yang sedang




  • Dilihat dari bidang studi yang dipelajari :
    ada yang sebagian bidang studi yang dipelajari, dan
    ada yang keseluruhan bidang studi.




  • Dilihat dari sifat kesulitannya :
    ada yang sifatnya permanen / menetap, dan
    ada yang sifatnya hanya sementara




  • Dilihat dari segi factor penyebabnya :
    ada yang Karena factor intelligensi, dan
    ada yang karena factor bukan intelligensi



  • Faktor Penyebab Kesulitan Belajar



    Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai factor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar.
    Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :


    A. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi:
  • 1). Faktor fisiologi
    Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.


  • 2). Faktor psikologis
    Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.




  • B. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi ;



  • 1). Faktor-faktor sosial
    Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.


  • 2). Faktor-faktor non- sosial
    Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.




  • Mengatasi Kesulitan Belajar



    Anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau kebalikan) atau memahaminya (misalnya, memahami fakta-fakta dasar, gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan). Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunti-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyebutkan keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah ini sebenarnya merupakan nama bagi salah satu jenis keterlambatan membaca saja. Semasa awal kanak-kanak, seorang anak yang menderita disleksia mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa lisan. Selanjutnya ketika tiba masanya untuk sekolah,anak ini mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata, sehingga pada akhirnya mereka mengalami masalah dalam memahami maknanya.


    Disleksia mempengaruhi 5 hingga 10 persen dari semua anak yang ada. Kondisi ini pertama kali diketahui pada abad ke sembilan belas, dimana ketika itu disebut dengan buta huruf (word blindness). Beberapa peneliti menemukan bahwa disleksia cenderung mempengaruhi anak laki-laki lebih besar disbanding anak perempuan. Tanda-tanda disleksia tidak sulit dikenali, bila seorang guru dan orangtua cermat mengamatinya. Sebagai contoh, bila anda menunjukkan sebuah buku yang asing pada seorang anak penderita disleksia, ia mungkin akan mengarang –ngarang cerita berdasarkan gambar yang ia lihat tanpa berdasarkan tulisan isi buku tersebut. Bila anda meminta anak tersebut untuk berfokus pada kata-kata dibuku itu, ia mungkin berusaha untuk mengalihkan permintaan tersebut.. Ketika anda menyuruh anak tersebut untuk memperhatikan kata-kata, maka kesulitan mebaca pada anak tersebut akan terlihat jelas. beberapa kesulitan bagi anak-anak penderita disleksia adalah sebagai berikut :


  • Membaca dengan sangat lambat dan dengan enggan

  • Menyusuri teks pada halaman buku dengan menggunakan jari telunjuk.

  • Mengabaikan suku kata, kata-kata, frase, atau bahkan baris teks.

  • Menambahkan kata-kata atau frase yang tidak ada dalam teks.

  • Membalik urutan huruf atau suku kata dalam sebuah kata

  • Salah dalam melafalkan kata-kata, termasuk kata-kata yang sudah dikenal

  • Mengganti satu kata dengan kata lain, meskipun kata yang digantikan tidak mempunyai arti dalam konteksnya.

  • Menyusun kata-kata yang tidak mempunyai arti.

  • Mengabaikan tanda baca.




  • Kiat Mengatasi Problem Dysleksia



    Cara yang paling sederhana, paling efektif untuk membantu anak-anak penderita dysleksia belajar membaca dengan mengajar mereka membaca dengan metode phonic. Idealnya anak-anak akan mempelajari phonic di sekolah bersama guru, dan juga meluangkan waktu untuk berlatih phonic di rumah bersama orang tua mereka.


    Metode phonic ini telah terbukti berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan anak dalam membaca (Gittelment & Feingold, 1983). Metode phonic ini merupakan metode yang digunakan untuk mengajarkan anak yang mengalami problem dysleksia agar dapat membaca melalui bunyi yang dihasilkan oleh mulut. Metode ini dapat ssudah dikemas dalam bentuk yang beraneka ragam, baik buku, maupun software.


    Bagi anda orang tua, berikut ini merupakan ide-ide yang dapat membantu anak anda dengan phonic dan membaca:


  • Cobalah untuk menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca.


  • Tundalah sesi jika anak terlalu lelah, lapar, atau mudah marah hingga dapat memusatkan perhatian.

  • Jangan melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan pada saat pertama;mulailah dengan sepuluh atau lima belas menit sehari.


  • Tentukan tujuan yang dapat dicapai : satu hari sebanyak satu halaman dari buku phonics atau buku bacaan mungkin cukup pada saat pertama.


  • Bersikaplah positif dan pujilah anak anda ketika dia membaca dengan benar. Ketika dia membuat kesalahan, bersabarlah dan bantu untuk membenarkan kesalahan. Jika dia ragu-ragu, berikan waktu sebelum anda terburu-buru memberi bantuan.


  • Ketika anda membaca cerita bersama-sama, pastikan bahwa anak tidak hanya melafalkan kata-kata, tetapi merasakannya juga. Tanyakan pendapatnya tentang cerita atau karakter-karakter dalam cerita tersebut.


  • Mulailah dengan membaca beberapa halaman pertama atau paragraph dari cerita dengan suara keras untuk memancing anak. Kemudian mintalah anak membaca terusan ceritanya untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.


  • Variasikan aktivitas dengan meluangkan beberapa sesi untuk melakukan permaianan kata-kata sebagai ganti aktivitas membaca, atau mintalah anak untuk mengarang sebuah cerita, tulislah cerita tersebut, dan mintalah ia untuk membaca kembali tulisan tersebut.


  • Jangan membuat sesi ini sebagai pengganti kegiatan membaca dengan suara keras pada anak anda. Jik anda selalu membacakan cerita waktu tidur, pertahankanlah itu. Ini akan sangat membantunya mengenal buku dengan punuh kegembiraan.


  • Berikan hadiah padanya ketika dia melakukan sesuatu dengan sangat baik atau ketika anda melihat perubahan yang nyata pada nilai-nilainya di sekolah.



  • Problem Kesulitan Menulis (Dysgraphia)



    Dalam sebuah pelatihan menjadi ahli ilmu kesehatan anak, terdapat seorang ahli ilmu kesehatan yang bernama Stephen yang tidak pernah menulis apapun di atas kertas. Ia menggunakan mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana (portable) untuk segala sesuatu laporan pasien, catatan singkat. Kemudian diketahui bahwa Stephen memang tidak dapat menulis secara jelas. Seberapapun ia mencoba dengan keras ia tidak dapat menulis apapun dengan jelas, sehingga dia dan orang lain tidak dapat membaca tulisan tangannya.


    Apa yang dialami Stephen merupakan problem kesulitan menukis (disgraphya). Tentunya disgraphya ini berbeda dengan tulisan tangan yang jelek. Tulisan tangan yang jelek biasanya tetap dapat terbaca oleh penulisnya, dan juga dilakukan dalam waktu yang relatif sama dengan yang menulis dengan bagus. Akan tetapi untuk dysgraphia, anak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis.


    Dalam menulis sesuatu kita membutuhkan penglihatan yang cukup jelas, keterampilan motorik halus, pengetahuan tentang bahasa dan ejaan, dan otak untuk mengkoordinasikan ide dengan mata dan tangan untuk menghasilkan tulisan. Jika salah satu elemen tersebut mengalami masalah maka menulis akan menjadi suatu pekerjaan yang sulit atau tidak mungkin dilakukan.


    Kiat Mengatasi Problem Dysgrapia



    Untuk mengatasi problem dysgraphia ini, sangatlah baik apabila kita belajar dari sebuah kasus anak yang mengalami dysgraphia. Problem dysgraphia muncul pada Stephen saat sekolah dasar, ia memiliki nilai yang bagus pada masa-masa awal, akan tetapi kemudian nilainya jatuh dan akhirnya guru Stephen di kelas V memanggilnya, dan juga memanggil orang tuanya. Guru tersebut meminta orang tua Stephen untuk mengajari Stephen mengetik pada mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana (portable). Hasilnya nilai dan prestasi Stephen meningkat secara tajam.


    Sebagian ahli merasa bahwa pendekatan yang terbaik untuk dysgraphia adalah dengan jalan mengambil jalan pintas atas problem tersebut, yaitu dengan menggunakan teknologi untuk memberikan kesempatan pada anak mengerjakan pekerjaan sekolah tanpa harus bersusah payah menulis dengan tangannya.


    Ada dua bagian dalam pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan : pertama untuk menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan menulis catatan) dan kedua untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis).


    Sebagai ganti menulis dengan tangan, anak-anak dapat:


    Meminta fotokopi dari catatan-catatan guru atau meminta ijin untuk mengkopi catatn anak lain yang memiliki tulisan tangan yang bagus ; mereka dapat mengandalkan teman tersebut dan mengandalkan buku teks untuk belajar.
    Belajar cara mengetik dan menggunakan laptop / note book untuk membuat catatan di rumah dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
    Menggunakan alat perekam untuk menangkap informasi saat pelajaran
    Sebagai ganti menulis jawaban tes dengan tangan, mereka dapat :


    Melakukan tes secara lisan .
    Mengerjakan tes dengan pilihan ganda.
    Mengerjakan tes-tes yang dibawa pulang (take – home test) atau tes dalam kelas dengan cara mengetik.
    Bila strategi-strategi di atas tidak mungkin dilakukan Karena beberapa alasan, maka anak-anak penderita dysgraphia harus diijinkan untuk mendapatkan waktu tambahan untuk tes-tes dan ujian tertulis.
    Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini memberikan perbedaan yang segera tampak pada anak. Dari pada mereka harus bersusah payah menguasai suatu keterampilan yang sangat sulit bagi mereka, dan nantinya mungkin akan jarang butuhkan ketika beranjak dewasa, mereka dapat berkonsentrasi untuk mempelajari keterampilan lain, dan dapat menunjukkan apa yang mereka ketahui. Hal ini membuat mereka merasa lebih baik berkenaan dengan sekolah dan diri mereka sendiri. tidak ada alasan untuk menyangkal kesempatan bagi seorang anak yang cerdas untuk meraih kesuksesan di sekolah. selain itu, karena pendidikan sangatlah penting bagi masa depan anak, maka tidak sepadan resiko membiarkan anak menjadi semakin lama semakin frustasi dan menjadi putus asa karena pekerjaan sekolah.



    Problem Kesulitan Menghitung (Dyscalculia)



    Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening listrik, dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung merupakan pekerjaan yang kompleks yang di dalamnya melibatkan :


  • membaca, menulis, dan keterampilan bahasa lainnya.


  • Kemampuan untuk membedakan ukuran-ukuran dan kuantitas relatif dan obyektif.


  • kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan kelompok.


  • Ingatan jangka pendek untuk mengingat elemen-elemen dari sebuah soal matematika saat mengerjakan persamaan.


  • Kemampuan membedakan ide-ide abstrak, seperti angka-angka negatif, atau system angka yang tidak menggunkan basis sepuluh.



  • Meskipun banyak masalah yang mungkin turut mempengaruhi kemampuan untuk memahami, dan mencapai keberhaislan dalam pelajaran matematika. Istilah ‘dyscalculia’, biasanya mengacu pada pada suatu problem khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.


    Anak yang mengalami problem dyscalculia merupakan anak yang memiliki masalah pada kemampuan menghitung. Anak tersebut tentunya belum tentu anak yang bodoh dalam hal yang lain, hanya saja ia mengalami masalah dengan kemampuan menghitungnya. Untuk lebih jelas mengenai gambaran anak yang mengalami problem dyscalculia, perhatikanlah contoh kasus berikut.


    Seorang anak bersama Jesica (sepuluh tahun, duduk di kelas V) didapati mengalami masalah dengan mata pelajaran matematika. Nilai matematika yang Jessica dapat selalu rendah, walaupun pada mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu seorang guru memanggilnya, dan memberinya lembar kertas dan pensil dan memintanya menyelesaikan soal berikut :Jones seorang petani memiliki 25 pohon apel dan tiap pohon menghasilkan 50 kilogram apel pertahun, berapa kilogram apel yang dihaislkan Jones tiap tahun?. Ia berusaha keras menemukan jawabannya tetapi tetap tidak bisa. Ketika guru bertanya bagaimana cara menyelesaikan, ia menjawab, ia harus mengalikan 25 dengan 50, akan tetapi ia tidak dapat menghitungnya. Kemudian guru memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat menghitungnya. Inilah gambaran seorang anak yang mengalami problem “dyscalculia”.



    Kiat Mengatasi Anak Dengan Dyscalculia



    Seperti halnya problem kesulitan menulis dan membaca, ada dua pendekatan yang mungkin : kita dapat menawarkan beberapa bentuk penganganan matematika yang intensif, atau dengan mengambil jalan pintas.
    Pendekatan yang pertama, yaitu penanganan matematika yang intensif, dapat kita lakukan dengan teknik “individualisasi yang dibantu tim”. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat dengan teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat menangkap materi pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang mengalami problem dyscalculia tersebut.


    Pendekatan yang kedua, yaitu jalan pintas, sebagaimana Jessica diberikan kalkulator untuk menghitung, maka anak dengan problem dyscalculia ini juga dapat diberikan calculator untuk menghitung. Hal ini sederhana karena anak dengan problem dyscalculia tidka memiliki masalah dengan kaitan antara angka, akan tetapi lebih kepada menghitung angka-angka tersebut.



    Penutup



    Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain. Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.


    Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.



    Daftar Pustaka
    Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
    Wood, Derek et al. Penerjemah Taniputra. 2005. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar (Terjemahan). Yogyakarta : Kata Hati.
    Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Jakarta : Prestasi Putra.
    Selengkapnya...

    Rabu, 06 Oktober 2010

    BIKIN KARYAMU DI BLOG SMPN 1 SITIUNG

    Tulisan ini khusus buat Siswa siswi and alumni SMP Negeri 1 Sitiung dimana aja berada, juga buat staf pengajar and staf tata usaha ( lainnya nggak deh hehehehe).

    Terkadang kalau kita lagi berkarya ingin karya kita itu dibaca atau diketahui orang lain. Padahal karya yang kita bikin banya macamnya seperti artikel, gambar, puisa dan lain-lain. Celakanya kita nggak punya tempat buat ajang pamer karya kita.


    Naaa, biar kita nggak mati gaya di dunia maya. Blog SMPN 1 Sitiung Kab. Dharmasraya Sumatera Barat siap buat menampung karyamu. 100% GRATI !


    Caranya:

  • Buat siswa siswi yang masih aktif di SMPN 1 Sitiung, tulis atau gambar karyamu kemudian simpan ke flashdisk atau copykan ke CD. Terakhir serahkan ke bagian blog/website SMPN 1 Sitiung. Biar lebih jelas sebaiknya kamu tanya langsung ke Bapak Ciptanto Joko Wiyono (Staf Tata Usaha SMPN 1 Sitiung) atau melalui email. Alamat email SMPN 1 Sitiung : smpn1sitiung@gmail.com

  • Buat alumni SMPN 1 Sitiung dimana saja berada, silahkan kirim langsung ke smpn1sitiung@gmail.com

  • Selesai.

  • Selengkapnya...

    Senin, 04 Oktober 2010

    BAN MOTORMU TIBA-TIBA KEMPES DI LOKASI PARKIR SEKOLAH ????


    Pas waktunya pulang sekolah , rasa haus and laper mulai terasa pinginnya sih cepet sampai rumah terus nikmatin makan minum sambil istirahat. Tapi begitu kamu sampai di tempat parkir, ups ! kamu lihat ban sepeda motormu kempes… tentu sebel alias dongkolpun datang tanpa diundang. Kok bisa kempes sih?!


    Naaaaaaaaaa, pingin tahu sebabnya? (tentu donk heeee).
    Gini, Bapak and Ibu gurumu pingiiiin banget kamu jadi siswa yang tertib and tahu aturan yang diterapkan di sekolah SMPN 1 Sitiung (kalau pada nggak mau tertib aturan sekolah ke hutan aja bareng ama si Nyemot ehehehehe….). Makanya tanpa bosen Bapak and Ibu gurumu selalu mengingatkan:


  • Bagi siswa siswi yang sekolah menggunakan sepeda motor agar parkir sepeda motornya di lokasi parkir yang sudah ditentukan, ditata rapi (kayak pasukan yang lagi baris) dan jangan sampai mengganggu atau menghambat lalu lintas untuk keluar masuk bagi pengguna lokasi parkir lainnya



  • Nah, kalau udah diingatkan berkali-kali terus kamu masih juga bandel,,, pasti deh kena hukuman kempes ban.


    Yuk tertib yuk!, kalau parkir sepeda motormu rapi bakal kelihatan enak dipandang dan itu gambaran tentang tertibnya dirimu dan sekolahmu. TERTIB yuk !! GO GO GO!!!! Selengkapnya...

    Rabu, 29 September 2010

    VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 SITIUNG

    VISI :

  • Unggul dalam mutu, unggul dalam Budaya di landasi Iman dan Taqwa


  • MISI :
  • 1. Menciptakan proses pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan

  • 2. Mewujudkan semangat keunggulan bagi seluruh warga sekolah

  • 3. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman nilai – nilai keagamaan

  • 4. Melaksanakan pengembangan diri dan potensi siswa melalui kegiatan Ekstrakurikuler

  • 5. Mengoptimalkan pengembangan pemanfaatan sarana, prasarana dan fasilitas Pendidikan

  • 6. Mengupayakan penggalangan dana pembiayaan pendidikan melalui pemberdayaan Komite Sekolah dan Stake Holdernya.

  • 7. Membentuk manusia yang berakhlak mulia dan berbudaya.

  • Selengkapnya...

    SMPN 1 SITIUNG

    SMP NEGERI 1 SITIUNG beralamat di....


    Jln. Prof M. Yamin, SH Koto Agung
    Nagari Sungai Duo
    Kecamatan Sitiung
    Kabupaten Dharmasraya
    Propinsi Sumatera Barat
    Selengkapnya...